Kamis, 01 Juni 2017

Sejarah Psikologi di Indonesia


1.      Masuknya Psikologi di Indonesia
Psikologi masuk pertama kali pada saat bersamaan dengan berdirinya Fakultas Psikologi di UI ( Universitas Indonesia) dan UGM ( Universitas Gajah Mada), pada saat itu Psikologi memang sudah ada di UGM yaitu pada mata kuliah di Fakultas Paedagogi, dan pada saat itu Psikologi pertama kali masuk pada UI baru UGM dan Psikologi pada saat itu ada pada mata kuliah Paedagogi yang di dirikan pada tahun 1951. Di paedagogi pelajaran yang di utamakan adalah pendidikan namun Psikologi di ajarkan di dalamnya, di Fakultas Paedagogi di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu,  Paedagogi pendidikan dan bagian Psikologi.
Pada perkembangan berikutnya Fakultas ini terbagi menjadi 2, sebagian masuk IKIP dan sebagian lagi masuk UGM, dan yang masuk UGM adalah Psikologi yang pada akhirnya jurusan Psikologi di tinggal kemudian menjadi Bagian Psikologi yang berdiri sendiri di UGM sedangkan jurusan lain masuk ke IKIP. Penanggun jawab pertama untuk bagian Psikologi adalah Prof. Sutrisno Hadi, yang di angkat oleh Prof. Yohannes yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor UGM. Berbeda dengan UGM di UI Psikologi resmi menjadi “Fakultas” pada tahun 1953, dan pada saat itu Psikologi masih berupa Lembaga Psikologi yang tugas utamanya melakukan seleksi dengan menggunakan alat tes Psikologi dan baru pada tahun 1960 Psikologi resmi menjadi Fakultas Psikologi yang lulusannya disebut Psikolog. Setelah, UI, fakultas Psikologi berdiri di UGM, Universitas Padjadjaran dan diikuti oleh universitas-universitas lainnya.
2.      Tokoh-tokoh Psikologi di Indonesia
Sebagai perintis Psikologi di Indonesia sudah jelas Prof. Dr. Slamet Iman Santoso dan Prof. Fuad Hassan, walaupun ada 1 lagi lulusan dari Belanda namanya Dr. Mar’at yang kemudian pindah ke UNPAD. Pada dasarnya setiap Universitas berbeda anjarannya karena didasarkan oleh latar belakan pendirian masing-masing Fakultas itu sendiri yang berbeda-beda Jika Fakultas UI kental dengan Psikologi Klinis, dan Psikologi di UGM kental dengan Psikologi pendidikan dan Psikologi di UNPAD juga berbeda, di UNPAD kental dengan Psikologi eksperimen, semua perbedaan itu di landasi oleh induk dari Fakultas yang berdiri saat itu berbeda-beda Fakultas Psikologi UI dulunya adalah Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi UGM dulunya adalah IKIP dan yang terakhir Fakultas Psikologi di UNPAD adalah Puspsi AD ( Pusat Psikologi Angkatan Darat ). Kebanyakan Tokoh Psikologi di Indonesia yang melakukan penemuan sangat sedikit, yang terkenal mungkin adalah Prof. Dr. Slamet Iman Santoso walaupun beliau adalah seorang neuro-psikiater namun ia adalah tokoh ilmuan Psikologi yang mengemukakan teori-teori Psikologi baru dan temuan-temuan yang spektakuler, walaupun banyak tokoh  yang popular nemun bukan karena temuan Psikologinya melainkan mereka terkenal karena sebagai psikolog ataupun mereka popular dalam bidang lainnya dan mereka kebetulan seorang psikolog, salah satunya adalah Prof. Dr. Saprinah Sadli adalah tokoh Psikologi sekaligus tokoh tentang perempuan, kajian wanita adalah wilayah keilmuan yang ditekuni oleh beliau dengan latar belakang Psikologi yangk kuat, lalu ada juga Prof. Dr.Fuad Hassan, Psikolog yang lebih menekuni bidang politik dan masih ada beberapa lagi.
3.      Pandangan Masyarakat terhadap Psikologi
            Pada saat itu psikologi belum banyak di kenal orang karena Psikologi termasuk ilmu yang tergolong baru di Indonesia dan belum adanya yang membuka praktek kerja oleh karena itu banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang ilmu Psikologi, namun Psikologi sangat di terima di masyarakat namun mereka tidak dapat membedakan antara sarjana psikologi dengan profesi psikologi. Bagi masyarakat Psikolog atau sarjana psikologi adalah “tukan tes” atau orang yang menangani orang gila karena pada saat itu banyak yang tidak mengetahui perbedaan dari psikolog dan psikiater. Kebanyakan dari mereka bingung bagaimana meminta bantuan seorang psikolog apalagi sangat sulit untuk menemukan psikolog di kota-kota kecil dan di berbagai plosok kota di Indonesia. Pandangan lainnya yang melekat di masyarakat adalah bahwa sarjana Psikologi atau Psikolog hanya untuk tes dan tidak bisa melakukan terapi, dan ada juga yang berpandangan bahwa seorang psikolog adalh orang yang serba tahu yang dapat  mengenal manusia hanya dengan melihat atau memandang wajah saja. Sementara itu masyarakat sendiri sudah mengharapkan psikologi itu di berbagai bidang, dari bidang politik, transmigrasi, rekonsiliasi, pasca konflik, nasihat perkawinan, marketing, SARA, dll.
            Namun pada saat ini psikologi dah jauh berkembang dari saat itu, karena saat ini masyarakat sudah Psychology-minded, sekarang sudah banyak masyarakat yang dating ke Psikolog. Biro-biro psikologi dan fakultas psikologi sudah banyak dan semakin berkembang bahkan pada bidang-bidang yang tak terpikirkan sebelumnya seperti psikologi olah raga, psikologi kesehatan, psikologi SDM dan Knowledge Management, dan lain-lain.
            Dulu Psikologi hanya profesi yang orientasinya klinis namun sekarang sudah jauh berkembang dengan adanya bidang-bidang baru, seperti melakukan konsultasi dengan pemerintah yang  meminta masukan tentang membuat kebijakan, pengambilan keputusan, atau tindakan nyata yang itu semua dilandasi oleh pengetahuan psikologi.
4.      Tantangan Psikologi
            Tantangan dalam Psikologi itu membantu Psikologi dalam berkembang, bersamaan dengan tantangan-tantangan itu maka psikologi juga berkembang dalam berbagai spesialisme, jadi kemajuan psikologi masa kini itu karena adanya tantangan-tantangannya dah yang menjadi permasalahan adalah sanggupkah para psikologi masa kini untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, kemajuan psikologi di Indonesia harus di ukur dengan siap atau tidaknya mereka dalam menghadapi sebuah tantangan baik itu tantangan yang bersifat nasional ataupun global.
            Walaupun kemajuan psikologi di Indonesia sudah jauh berkembang namun masih saja psikologi di Indonesia kebanyakan mengambil ilmu dari Negara luar, oleh karena itu ilmu yang di ambil dari Negara luar belum tentu dapat di terapkan di Indonesia dengan baik, karena sudah berbeda dari tempanya yang di ambil, berbeda letak geografisnya dan culturenya, jadi sudah menjadi tantangan psikologi di Indonesia untuk dapat menemukan metode yang benar-benar tepat di terapkan di Negara sendiri, bukan dari Negara lain.
            Bahasa juga menjadi faktor tantangan bagi seorang psikologi jika ingin bersaing secara global, bahasa yang banyak di gunakan tentu saja Bahasa Inggris jadi pemahaman Bahasa Inggris yang baik dan udah di mengerti menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing dengan Negara-negara lain yang ada.
            Mahasiswa juga harus siap dalam menghadapi tantangan, karena semakin berkembangnya zaman tantangan yang di hadapi akan semakin besar, mereka yang menjadi calon pekerja dituntut untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan jika mereka tidak dapat berkembang ke titik yang sudah di tentukan sudah di pastikan bahwa mereka gagal dalam menghadapi persaingan di Zaman itu.
            Peran Himpsi sebagai lembaga yang menaungi Psikologi, seharusnya Himpsi lebih tegas lagi menangani psikologi yang ada di Indonesia bukan hanya sebagai pengamat melainkan ikut serta dalam melihat apa saja yang di perlukan psikologi muda maupun senior dalam menghadapi tuntutan zaman, Himpsi harus tahu apa saja yang di perlukan, kesempatan yang di ambil dan perkembangan di bidang spesialisme apa yang ada di lapangan.
            Dalam menjalankan prakteknya seorang Psikologi juga di tuntut untuk memahami masalah yang sedang di hadapi si klien, bukan asal beri petunjuk tidak di dasari dengan pengetahuan yang ada, karena jika tidak maka seorang psikolog dapat di tuntut karena melakukan malpraktik, tapi jika kita dapat menunjukan bukti-bukti secara ilmiah maka itu dapat dipertanggung jawabkan.
Kesimpulan     :
            Berdasarkan tulisan di atas bisa di lihat bahwa perkembangan psikologi di Indonesia sudah berkembang dengan pesat dari waktu yang lalu hingga masa kini, di mulai dari Universitas yang mengadakan Fakultas Psikologi, fakultas-fakultas psikologi, dan macam-macam pekerjaan yang bisa di ambil dari lulusan psikologi, walaupun pandangan masyarakat dalam ilmu psikologi tidak banyak berubah, karena masih banyak saja dari mereka yang tidak bisa membedakan apa itu psikolog dan apa itu psikiater, dan di antara mereka juga banyak yang tidak mengetahui kegunaan psikolog dalam dunia kerja, walaupun begitu sudah banyak dari mereka yang mengetahui pentingnya psikolog, banyak dari mereka yang datang ke biro-biro psikolog untuk minta konsultasi dll.
            Tokoh Psikologi sebaiknya juga lebih bayak melakukan penemuan dalam bidang Psikologi itu sendiri, Karena perkembangan dari tokoh-tokoh Psikolgi tergolong sedikit, kebanyakan dari mereka terkenal karena di bidang lainnya walaupun mereka berlatar belakang jurusan psikologi.
            Walaupun begitu tantangan yang di hadapi psikolog dalam dunia kerja akan semakin bertambah apa lagi semakin berkembangnya zaman, dan siap atau tidak mereka akan menjadi warga global dan saingan mereka bukan lagi berasal dari dalam negri melainkan Negara-negara lain yang ada jadi persiapan yang ada harus semakin matang untuk dapat bersaing dalam masyarakat global.


Referensi          : Jaya, Himpsi. 2008, Dialog Psikologi Indonesia Doeloe, Kini dan Esok. Yogyakarta: Ardana Media

0 komentar:

Posting Komentar