Kamis, 29 Juni 2017

Gambaran agresi pada pemain game online

BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Beberapa sebab yang membuat remaja kecanduan game online, salah satunya adalah tantangan. “Dalam setiap game ada tantangan, yang membuat pecandunya terus merasa tertantang, sehingga pada akhirnya, orang yang kecanduan game akan merasa ketergantungan terus menerus dan tidak bisa lepas dari game. Bila si pemain tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, ia akan jadi lupa diri. Si pecandu jadi lupa belajar. Bahkan saat belajar pun ia malah mengingat-ingat permainan game. Remaja bermain game online mempunyai motif – motif yang berbeda, ada yang bermain game sekedar hobby, hiburan, pelampiasan emosi, mencari teman, dan adapula yang bermain game sudah menjadi bagian dirinya sendiri bisa disebut dengan kecanduan. Hal yang mengkhawatirkan, jika remaja yang pada umumnya masih duduk di bangku sekolah menghabiskan waktu dengan main game online dapat menyebabkan merosotnya prestasi belajar. Begitu juga remaja dapat tidak mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingku ngan pergaulannya di masyarakat. Lebih berbahaya lagi, pengaruh dari game online dapat menyebabkan meningkatnya agresivitas. Ini dapat saja terjadi karena pengaruh permainan yang menampilkan perilaku agresif. Permainan yang menampilkan perkelahian brutal, berdarah-darah, sadis, adegan penyiksaan, pembunuhan dan lain-lain. Jenis permainan yang digemari tersebut dan dinikmati secara berulang-ulang, maka secara tanpa sadar dan berangsur-angsur perilaku agresif tersebut akan terekam dalam memori alam bawah sadar remaja. Akibatnya, remaja menjadi terbiasa menyaksikan adegan kekerasan, sehingga sikap agresif pada remaja begitu mudah terbentuk.
beberapa tindakan yang terlihat agresif yang di timbulkan remaja pria untuk meluapkan kekesalan atau rasa frustasi saat bermain game antara lain agresivitas untuk berkumpul bersama teman-teman untuk bermain game, agresif untuk bermain permainan yang dimainkan dalam game online, keinginan bermain game dengan terikanan, umpatan, maupun men gganggu pemain lain, bermain game dengan lebih agresif, seperti menghentakkan keyboard, menghentakkan mouse, memukul dan menendang peralatan komputer, mencari masalah pada media chating, bermain game dengan sungguh-sungguh dan menghindari bermain secara curang, memukul meja, memukul property warnet, menyebabkan timbulnya keinginan untuk merokok, tindakan mengumpat, yang dimaksud tindakan mengumpat disini adalah ucapan yang ditujukan kepada orang lain dengan tujuan memberi peringatan, meluapkan amarah, maupun tindakan agresif yang cenderung mengajak untuk bermusuhan (misuh) seperti: “taaaaeekkk”, “cooookkk”, “gathel”, “asu”, “jangkriiikk”, “goblok”, “keparaaaaatttt”, tindakan membalas chating dengan kata-kata yang mengumpat ataupu dialek daerah yang kasar dengan tujuan mengejek, ataupun membalas ejekan dari teman yang dirasa menyinggung.
Masa remaja merupakan masa dimana pencarian jati diri, dengan kata lain, remaja mencari model-model yang dapat ditiru ke dalam. Banyak cara yang dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan model-model tersebut, salah satunya dengan melihat model-model yang ada di game online. Sementara itu, permainan-permainan game online banyak yang bertemakan kekerasan, seperti memukul, men endang, dan menembak lawan

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah : bagaimana gambaran agresi pada pemain game online?

Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, bagaimana gambaran agresi pada pemain game online.




BAB II
TEORI
Menurut Buss dan Perry, agresi terbagi dalam empat jenis yang menggambarkan perilaku agresi dari setiap indivdu diantaranya adalah Physical Agression, Verbal Agression, Anger, dan Hostility.

1.         Physical Agression
Physical Agression merupakan perilaku agresi yang dapat diobservasi (terlihat/overt). Physical Agression kecenderungan individu untuk melakukan serangan secara fisik untuk mengekspresikan kemarahan atau agresi. Bentuk serangan fisik tersebut seperti memukul, mendorong, menendang, dan lain sebagainya. Misalnya seperti pemain dari tim yang kalah terpancing untuk marah dan memukul pemain lainnya baik rekannya sendiri ataupun lawan tandingnya.

2.         Verbal Agression
Verbal Agression merupakan perilaku agresi yang diobservasi (terlihat/overt). Verbal Agression adalah kecenderungan untuk menyerang orang lain atau memberikan stimulus yang merugikan dan menyakitkan kepada organisme lain secara verbal, yaitu melalui kata-kata atau penolakan. Bentuk serangan verbal tersebut seperti cacian, ancaman, mengumpat, atau penolakan. Misalnya seorang pemain mengeluarkan kata-kata kasar saat bermain yang ditujukan kepada lawannya yang dalam dunia DotA sering disebut “bacot kasar”.

3.         Anger
Beberapa bentuk anger adalah perasaan marah, kesal, sebal, dan bagaimana cara mengontrol hal tersebut. Termasuk di dalamnya Irritability, yaitu mengenai temperamental, kecenderungan untuk cepat marah, dan kesulitan untuk mengendalikan amarah. Hal ini dapat ditunjukan melalui sifat pemain DotA yang cepat marah dan terpancing emosinya saat sedang bertanding dikarenakan tekanan dari publik (penonton dan lawan tanding).

4.         Hostility
Hostility tergolong dalam agresi covert (tidak terlihat). Hostility terdiri dari dua bagian, yaitu: Resentment seperti cemburu dan iri terhadap orang lain, dan Suspicion seperti adanya ketidakpercayaan, kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain. Misalnya pemain iri terhadap tim lawan yang bermain lebih baik dan selalu menjadi tim unggulan.

KERANGKA BERPIKIR

1.         “Konten kekerasan dalam game online sangat berpengaruh buruk kepada anak-anak,” kata komisioner KPAI, Susanto saat menjadi pemateri dalam pelatihan jurnalistik yang digelar Dewan Pers di Kota Bengkulu. Beberapa kasus belakang ini yang sering terjadi akibat dari seringnya anak remaja bermain game online, dari kasus mencuri, merampok, mencabuli anak dibawah umur dan lain-lain. Dan beberapa dampak negatif dari permainan game online ialah, 

-           Malasnya minat belajar
-           Sulit mengendalikan emosi
-           Mengganggu kesehatan
-           Mengarahkan sikap dan sifat yang tidak jujur
-           Mempengaruhi otak
-           Tidak mengenal waktu
-           Pemborosan
-           Melupakan kewajiban

2.         Kita ingin mengetahui bagaimana gambaran agresi pada pengguna game online, sikap dan sifat apakah yang akan muncul setelah dan sebelum mereka bermain game online. mengetahui waktu yang digunakan mahasiswa untuk bermain game online. mengidentifikasi serta mengeksplorasi pengaruh dari penggunaan game online terhadap mahasiswa.

BAB III
KARAKTERISTIK PERTISIPAN
Dalam penelitian ini kami mempunyai target partisipan yaitu orang-orang yang sangat terpaku pada permainan game online sehingga adanya gambaran agresi pada penggunaannya. Kami akan berfokus lebih kepada remaja yang berusia 15-20 tahun karena pada usia itu lah yang mana sudah banyak tragedy terjadi dimana mereka melakukan hal-hal ekstrim seperti membunuh dan melakukan hal agresif lainnya.

DESAIN PENELITIAN

           Apa itu Desain penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset pemasaran, desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian, desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian.

           Jenis Desain penelitian
Jenis desain penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini berupa desain penelitian deskriptif, dan kami menggunakan alat ukur yang berupa kuesioner.

HIPOTESIS
Menurut kami, pengguna game online sekarang sangatlah banyak, warnet ada dimana-mana pemilik warnet sekarang tidak perduli lagi akan masa depan anak-anak yang bermain di warnet sampai para pemain lupa waktu, boros, sampai tingat agresinya sangat tinggi karena game yang disediakan merupakan game yang tingkat agresi yang tinggi. Jadi dugaan sementara kami pengguna game online sangatlah tinggi tingkat agresinnya yang mengakibatkan perilaku remaja itu menjadi buruk.

VARIABEL PENELITIAN
Variable dalam penelitian kami berupa Agresi, karena menurut kami tinggkat agresi orang yang bermain game online dengan yang tidak bermain game online berbeda, dan gambaran orang yang bermain game online cenderung mempunyai tinggkat agresi yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak bermain game online sehingga variable agresi ini yang kami teliti apakah adanya keterkaitannya dengan game online itu sendiri.

ALAT UKUR
Alat ukur kami berupa Kuesioner.
  • Alat ukur
Alat ukur kami menggunakan Rating-scale Questions, Rating-scale Questions berupa alat ukur yang meminta para partisipan untuk memilih berdasarkan rating yang ada, seperti :

1.      Sangat tidak menggambarkan diri saya.
2.       
3.       
4.       
5.       
6.       
7. Sangat menggambarkan diri saya.



Dengan begitu kami dapat mengetahui tingkat sebenarnya bagaimana para partisipan menanggapi kuesioner yang ada.
  • Validitas alat ukur
Di maksudkan untuk menjawab seberapa jauh pertanyaan itu dapat menjawab penelitian yang dimaksud.

  • Reliabilitas alat ukur
Untuk menunjukan bahwa alat ukur tersebut mempunyai keandalam dalam mewakili penelitian tersebut.
 
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Teknik pengolahan data pada penelitian kami dilihat dari alat ukur yang kami gunakan yaitu kuesioner, karena kami menggunakan alat ukur berupa kuesioner berarti kami harus menggunakan program computer yaitu SPSS untuk mengujinya agar mendapatkan nilai Validitas dan Relabilitas.

Dalam mencari validitas data kuesioner kami menggunakan Correlate Bivariate, yang mana langkah-langkahnya adalah Analyze-Correlate-Bivariate.

Dalam mencari relabilitas data kuesioner kami menggunakan Scale Reliability analysis, yang mana langkah-langkahnya adalah Analyze-Scale Reliability analysis

Dan dalam mencari gambaran Deskriptive kami menggunakan Deskriptive statistics Frequencies, yang mana dengan cara Analyze - Deskriptive statistics – Frequencies

Teknik Sampling atau Sampling Techniques

Introduction
            Sebelum memulai penelitian salah satu yang paling penting adalah untuk menentukan peserta dari penelitian itu sendiri, intinya dalam setiap penelitian adalah bahwa tidak semua orang dapat berpartisipasi, dan hasil penelitian mungkin tergantung pada cara di mana peserta yang dipilih.

Population and Sample
            Secara keseluruhan bentuk dari suatu grup besar di sebut Population, population adalah seluruh himpunan yang menarik bagi peneliti, namun tidak semua dari population itu masuk dalam penelitian.
Bentuk kecil dari population adalah Sample, Sample adalah satu set individu dipilih dari populasi dan biasanya dimaksudkan untuk mewakili populasi dalam studi penelitian.

Representative Sampels
            Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji sample dan kemudian menganalisa hasil untuk Populasi, bagaimana akurat kita bisa menggeneralisasi hasil dari sampel yang diberikan kepada populasi tergantung pada keterwakilan sampel. Derajat keterwakilan sampel mengacu pada seberapa dekat  sampel atau menyerupai populasi. Dengan demikian, satu masalah yang dihadapi setiap peneliti adalah bagaimana untuk mendapatkan sampel yang menyediakan representasi yang mirip dengan populasi, untuk menganalisa hasil studi untuk populasi, peneliti harus memilih sampel yang representatif.
Bahkan sebelum mulai memilih sampel, namun Anda harus mempertimbangkan seberapa baik populasi diakses mewakili populasi sasaran. Secara khusus, kelompok peserta yang tersedia untuk seleksi mungkin tidak sepenuhnya mewakili populasi yang lebih umum.

Sample Size
            penelitian biasanya menggunakan hasil dari sampel yang relatif kecil sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan tentang populasi yang relatif besar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sampel yang mewakili populasi. Satu pertanyaan mendasar dalam mencapai tujuan ini adalah menentukan seberapa besar sampel harus menjadi perwakilan. Sayangnya, tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan ini, tetapi ada beberapa pedoman umum yang dapat membantu Anda memilih ukuran sampel.
Semakin besar nilai-nilai yang diperoleh dari sampel yang sama dengan nilai yang sebenarnya untuk populasi. Dalam istilah sederhana, semakin besar sampel, semakin akurat mewakili populasi. Meskipun sampel besar baik, ada juga batas praktis untuk jumlah individu adalah wajar untuk digunakan dalam studi penelitian.

Sampling Basic
Proses pemilihan individu untuk studi ini disebut pengambilan sampel peneliti telah mengembangkan berbagai metode yang berbeda sampling (juga disebut teknik sampling atau prosedur sampling) metode sampling jatuh ke dalam dua kategori dasar: Probability sampling dan nonprobability sampling.

Simple Random Sampeling
Titik awal untuk sebagian besar teknik probability sampling adalah simple random sampling. Kebutuhan dasar untuk random sampling adalah bahwa setiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Kesetaraan berarti bahwa tidak ada individu lebih mungkin untuk dipilih dari yang lain.

Systematic Sampeling
            Systematic sampleing mirip dengan random sampeling dimana pada systematic sampeling dimulai dengan membuat daftar semua para individu dalam populasi, kemudian di pilih secara acak dalam daftar, namun setelah itu tidak diharuskan untuk tetap memilih secara acak.
"Sampling adalah proses pemilihan individu untuk berpartisipasi dalam studi penelitian.

Dalam probability sampling, seluruh penduduk diketahui, setiap individu dalam populasi memiliki probabilitas specifiable seleksi, dan pengambilan sampel terjadi dengan proses acak berdasarkan probabilitas

Sebuah proses acak adalah prosedur yang menghasilkan satu hasil dari serangkaian hasil yang mungkin. hasilnya harus dapat diprediksi setiap waktu, dan proses tersebut harus menjamin bahwa setiap hasil yang mungkin sama mungkin terjadi.

Pada nonprobability sampling, populasi tidak sepenuhnya diketahui, probabilitas individu tidak dapat diketahui, dan metode pengambilan sampel didasarkan pada faktor-faktor seperti akal sehat atau kemudahan, dengan upaya untuk mempertahankan sentativeness-wakil dan menghindari bias. "

PROBABILITY SAMPLING METHOD
  • Simple Random Sampling
"Titik awal untuk sebagian besar teknik probability sampling adalah simple random sampling. Kebutuhan dasar untuk random sampling adalah bahwa setiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Kesetaraan berarti bahwa tidak ada individu lebih mungkin untuk dipilih dari yang lain. Sebuah syarat kedua yang kadang-kadang ditambahkan adalah bahwa setiap pilihan adalah independen dari yang lain. Independence berarti bahwa pilihan satu individu tidak Bias peneliti atau menentang pilihan individu lain "
Tujuan yang jelas dari sampel acak sederhana adalah untuk memastikan bahwa prosedur seleksi tidak dapat membedakan antara individu-individu dan dengan demikian menghasilkan sampel
  • Systematic Sampling
"Systematic sampling jenis probability sampling yang sangat mirip dengan simple random sampling. Systematic Sampling dimulai dengan membuat daftar semua para individu dalam populasi, kemudian secara acak memilih titik awal dalam daftar. Sampel tersebut kemudian diperoleh dengan bergerak turun . daftar, memilih setiap nama n Perhatikan bahwa sampling sistematik identik dengan simple random sampling (yaitu, ikuti tiga langkah) untuk pemilihan peserta pertama, namun setelah individu pertama dipilih, peneliti tidak terus menggunakan proses acak untuk memilih individu yang tersisa untuk sampel. Sebaliknya, peneliti sistematis memilih setiap nama n di daftar mengikuti seleksi pertama. ukuran n dihitung dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. misalnya, sebuah peneliti memiliki populasi 100 siswa kelas tiga dan ingin memilih sampel dari 25 anak-anak. Setiap nama anak diletakkan pada daftar dan diberikan nomor dari 1 sampai 100. "
  • Stratified Random Sampling
            Sebuah populasi biasanya terdiri dari berbagai sub-kelompok yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, populasi pemilih yang terdaftar di California dapat dibagi lagi menjadi laki-laki dan perempuan, Partai Republik dan Demokrat, kelompok etnis yang berbeda, kelompok usia yang berbeda, dan sebagainya. Seringkali, tujuan peneliti untuk sampel yang representatif adalah untuk memastikan bahwa setiap subkelompok yang berbeda--beda dapat memadai. Salah satu teknik untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menggunakan stratified random sampling.
  • Proportionate Stratified Random Sampling
            Kadang-kadang, peneliti mencoba untuk meningkatkan korespondensi antara sampel dan populasi dengan sengaja memastikan bahwa komposisi sampel sesuai dengan komposisi penduduk. Seperti contoh stratified sample, kita mulai dengan mengidentifikasi satu set subkelompok atau segmen dalam populasi . Selanjutnya, kami menentukan apa proporsi penduduk sesuai dengan masing-masing subkelompok. Akhirnya, sampel diperoleh sehingga proporsi dalam sampel sama persis dengan proporsi pada populasi secara keseluruhan. Semacam ini sampling disebut proporsional stratified random sampling, atau hanya proporsional tionate random sampling.
  • Cluster Sampling
            Semua teknik pengambilan sampel yang telah kita bahas sejauh didasarkan pada memilih masing-masing peserta, satu per satu, dari populasi. Kadang-kadang, bagaimanapun, individu-individu dalam populasi sudah berkumpul dalam kelompok yang sudah ada sebelumnya, dan peneliti dapat memilih secara acak kelompok bukan memilih individu. Sebagai contoh, seorang peneliti mungkin ingin mendapatkan sampel besar siswa kelas tiga dari sistem sekolah kota. Alih-alih memilih 300 siswa satu per satu, peneliti dapat memilih secara acak 10 ruang kelas (masing-masing dengan sekitar 30 siswa). 

NONPROBABILITY SAMPLING METHODS
  • Convenience Sampling
            Metode pengambilan sampel yang paling umum digunakan dalam penelitian ilmu perilaku mungkin convenience sampling. Dalam convenience sampling, peneliti hanya menggunakan sebagai peserta orang-orang yang mudah untuk mendapatkan. Orang-orang yang dipilih atas dasar ketersediaan dan kesediaan untuk menanggapi mereka.
            Convenience sampling dianggap sebagai bentuk lemah dari sampel karena peneliti tidak akan mencoba untuk mengetahui populasi atau menggunakan proses acak dalam seleksi. Latihan peneliti sangat sedikit kontrol atas keterwakilan sampel dan, karena itu, ada kemungkinan kuat bahwa sampel yang diperoleh bias. hal ini terutama bermasalah ketika individu secara aktif datang ke depan untuk berpartisipasi sebagai dengan survei radio atau surat-dalam survei majalah. dalam kasus ini, sampel bias karena hanya orang-orang yang mendengarkan stasiun itu atau membaca majalah itu, dan merasa kuat tentang masalah yang sedang diselidiki. orang-orang ini mungkin tidak mewakili populasi umum.

  • Quota Sampling
            Salah satu metode untuk mengendalikan komposisi a convenience sample adalah dengan menggunakan beberapa teknik yang sama yang digunakan untuk probability sampling. Dengan cara yang sama bahwa kita digunakan stratified sampling untuk memastikan bahwa subkelompok yang berbeda diwakili sama, quota sampling dapat memastikan bahwa subkelompok sama-sama diwakili dalam a convenience sample.
            Sebagai contoh, seorang peneliti ingin melakukan penelitian terhadap anak prasekolah berjumlah 30 anak dan dipilih menjadi sub kelompok, yang setuju untuk melakukan penelitian terlepas dari jenis kelamin berjumlah 15 anak perempuan dan 15 anak laki-laki, setelah jumlah kuota terpenuhi, anak-anak lain tidak dapat masuk mengikuti penelitian lagi. Dalam contoh ini kuota sampling memastikan bahwa subkelompok tertentu sudah mewakili sample.

Approaches to Research: Internal and External Validity

Quantitative Research and Qualitative Research
            Pada penelitian kuantitatif biasanya berjenis variable dalam bentuk jumlah seperti ukuran, besaran, durasi, atau jumlah. Perbedaan utama antara penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah jenis data yang mereka hasilkan. Sebagaimana dicatat, penelitian kuantitatif biasanya menghasilkan numerik skor. hasil penelitian kualitatif, bagaimanapun, biasanya laporan narasi (yaitu, diskusi tertulis dari pengamatan).

Strategies for Quantitative Research
            Setelah selesai membentuk ide penelitian, membuat hipotesis, dan prediksi dan bagaimana cara mengukur variable langkah berikutnya adalah memilih strategi penelitian. Strategi penelitian merunjuk pada sebuah pendekatan umum dan tujuan dari penelitian, pemilihan strategi penelitian biasanya di sesuaikan dengan jenis penelitian yang akan anda tanyakan dan jenis jawaban yang anda harapkan untuk dapat terpenuhi.
A research strategy atau Strategi Penelitian adalah Pendekatan umum penelitian yang ditentukan oleh jenis pertanyaan yang peneliti harap dapat dijawab.

Research Strategies
1)      Descriptive Research Strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tentang keadaan saat variabel individual untuk kelompok individu tertentu. Perhatikan bahwa strategi penelitian deskriptif tidak peduli dengan hubungan antara variabel melainkan dengan deskripsi variabel individu. tujuan dari strategi deskriptif adalah untuk memperoleh gambaran (deskripsi) karakteristik tertentu dari kelompok tertentu individu.

2)      The Correlational Research Strategy
Salah satu teknik untuk meneliti hubungan antara variabel adalah untuk mengamati dua variabel karena mereka ada secara alami untuk satu set individu. Artinya, hanya mengukur dua variabel untuk setiap individu. the correlational strategy hanya mencoba untuk menggambarkan hubungan (jika ada); itu tidak berusaha untuk menjelaskan hubungan. Sebagai contoh, meskipun mungkin ada hubungan antara waktu bangun dan IPK, ini tidak berarti bahwa bangun siswa pada hari sebelumnya akan menyebabkan mereka untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

3)      The Experimental Strategy
The experimental research strategy dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebab-akibat tentang hubungan antara dua variabel. Misalnya, yang meningkat dalam latihan bertanggung jawab dalam menyebabkan penurunan kadar kolesterol? Untuk menjawab pertanyaan, peneliti bisa menciptakan dua kondisi perawatan untuk mengubah jumlah latihan dari kondisi rendah ke. Kemudian, satu kelompok individu ditugaskan untuk kondisi latihan rendah dan kelompok serupa ditugaskan untuk kondisi latihan tinggi. Kolesterol diukur untuk masing-masing kelompok dan skor dalam kondisi latihan rendah dibandingkan dengan skor dalam kondisi latihan tinggi untuk menentukan apakah perubahan dalam tingkat latihan penyebabkan perubahan dalam kolesterol.

4)      The Quasi-Experimental Strategy
Meskipun strategi ini biasanya mencoba untuk menjawab pertanyaan sebab-akibat tentang hubungan antara dua variabel, itu tidak pernah dapat menghasilkan penjelasan jelas. The Quasi-Experimental Strategy menggunakan beberapa kekakuan dan kontrol yang ada dalam percobaan, namun penelitian kuasi eksperimental selalu mengandung cacat yang mencegah penelitian untuk memperoleh jawaban penyebab-dan-efek mutlak.

5)      Non-Experimental Research Strategy
Strategi penelitian nonexperimental dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan antara variabel tapi tidak berusaha untuk menjelaskan hubungan. Secara khusus, strategi ini tidak mencoba untuk menghasilkan penjelasan sebab-akibat. Misalnya, seorang peneliti ingin menentukan apakah kemampuan verbal untuk anak perempuan 6 tahun berbeda dengan anak laki-laki 6 tahun. (Apakah ada hubungan antara kemampuan verbal dan jenis kelamin?) untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti bisa mengukur kemampuan verbal untuk setiap individu dalam kelompok anak laki-laki dan kelompok perempuan, kemudian membandingkan dua set nilai, studi Non Eksperimental menunjukkan adanya hubungan namun tidak menjelaskan hubungan.

Internal and External Validity
Validity adalah Sejauh mana penelitian tersebut akurat menjawab pertanyaan yang dimaksudkan untuk dijawab.
Threat to validity adalah Setiap komponen dari sebuah studi penelitian yang diperkenalkan pertanyaan atau menimbulkan keraguan tentang kualitas proses penelitian atau keakuratan hasil penelitian.

External Validity
Setiap penelitian dilakukan pada waktu tertentu dan tempat dengan peserta tertentu, instruksi, teknik pengukuran, dan prosedur. Meskipun sifat unik dari studi itu sendiri, peneliti biasanya menganggap bahwa hasil yang diperoleh tidak unik tapi bisa disamaratakan  di luar penelitian itu.
Validitas eksternal berfokus pada setiap karakteristik unik dari studi yang mungkin menimbulkan pertanyaan apakah hasil yang sama akan diperoleh di bawah kondisi yang berbeda. Setiap faktor yang membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi hasil dari studi penelitian adalah ancaman bagi validitas eksternal. Misalnya , hasil yang diperoleh dari sekelompok laki-laki 50 tahun tidak selalu menggeneralisasi untuk perempuan atau kelompok usia lainnya. dalam hal ini, kisaran terbatas karakteristik peserta adalah ancaman bagi penelitian validitas eksternal.

Internal Validity
            Dalam setiap kasus, studi penelitian yang valid harus menunjukkan bahwa perubahan satu variabel yang diikuti oleh perubahan variabel lainnya, dan bahwa tidak ada variabel lainnya dapat memberikan alternatif penjelasan untuk hasil. semacam ini disebut validitas internal. validitas internal berkaitan dengan faktor dalam studi penelitian yang menimbulkan keraguan atau pertanyaan tentang interpretasi hasil. Sebuah studi penelitian dikatakan memiliki validitas internal jika memungkinkan satu dan hanya satu Penjelasan tentang hasil. Setiap faktor yang memungkinkan penjelasan alternatif untuk hasil adalah ancaman bagi validitas internal. Misalnya, seorang dokter memperoleh sekelompok klien tertekan dan mengukur tingkat depresi untuk setiap individu.


Threat External Validity
Seperti telah dibahas sebelumnya, validitas eksternal mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasi. Artinya, akan sama (atau serupa) hasil diperoleh dengan lainnya populasi, kondisi, peneliti, pengukuran lain, dan sebagainya? ketika hasil penelitian dapat digeneralisasi luar batas-batas studi tertentu, penelitian dikatakan memiliki validitas eksternal. Setiap karakteristik dari studi yang membatasi sifat umum dari hasil adalah ancaman bagi validitas eksternal. Beberapa ancaman yang lebih umum untuk eksternal validitas ikuti, dikelompokkan menjadi tiga kategori utama.

1.       Generalizing Across Participants or Subject
Hasil penelitian ditunjukkan dengan kelompok individu tertentu. Satu pertanyaan validitas eksternal adalah " Sampai sejauh mana penelitian hasil digeneralisasi untuk individu yang berbeda dari orang-orang yang benar-benar berpartisipasi dalam studi?
     Selection Bias
sebagai salah satu yang memiliki karakteristik yang terasa berbeda dari populasi. Sampel bias biasanya merupakan hasil dari selection bias, yang berarti bahwa prosedur pengambilan sampel lebih menyukai pemilihan beberapa individu atas orang lain. Ini harus jelas bahwa bias seleksi merupakan ancaman bagi validitas eksternal. Secara khusus, jika sampel tidak akurat mewakili populasi, maka ada kekhawatiran serius bahwa hasil yang diperoleh dari sampel tidak akan generalisasi ke populasi.

     College Students
bukti terakumulasi yang menunjukkan bahwa banyak karakteristik mahasiswa membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi hasil untuk orang dewasa lainnya. misalnya, Sears (1986) menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung memiliki rasa kurang dirumuskan diri, kecenderungan kuat untuk mematuhi otoritas, hubungan rekan kurang stabil, dan kecerdasan yang lebih tinggi daripada orang dewasa noncollege.

     Volunteer Bias
Dalam kebanyakan kasus, seseorang yang berpartisipasi dalam penelitian telah mengajukan diri untuk itu penelitian manusia membutuhkan banyak peserta penelitian untuk menjadi relawan ini menciptakan masalah dasar bagi para peneliti dikenal sebagai volunteer bias karena relawan tidak sempurna mewakili populasi umum. pertanyaan tentang validitas eksternal adalah, "sampai sejauh mana kita menggeneralisasi hasil yang diperoleh dengan relawan untuk individu yang mungkin tidak secara sukarela berpartisipasi dalam studi?"

     Participants Characteristic
Ancaman lain terhadap validitas eksternal terjadi ketika sebuah studi menggunakan partisipan yang memiliki karakteristik yang serupa karakteristik demografi seperti jenis kelamin, usia, ras, identitas etnis, dan status sosial ekonomi dapat membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi hasil Misalnya, sebuah penelitian.. dilakukan dalam komunitas Republik, pinggiran kota dengan anak-anak prasekolah mungkin tidak menggeneralisasi untuk populasi lain.

     Cross-species generalizations
validitas eksternal juga dipertanyakan ketika
Penelitian dilakukan dengan nonhumans dan diduga akan mudah diterapkan pada manusia. Sebelum kita dapat mempertimbangkan apakah hasil yang diperoleh dengan satu spesies dapat digeneralisasi untuk spesies lain, kita harus perhatikan kesejajaran dan perbedaan antara dua spesies pada mekanisme atau proses yang menarik. Misalnya, tikus merupakan spesies yang sangat baik untuk digunakan untuk penelitian tentang makan. Tikus makan mirip dengan makan manusia baik secara fisik dan perilaku (tikus dan manusia memiliki sistem serupa pencernaan, pola makan, dan preferensi makanan). Akibatnya, para peneliti yakin dapat menggeneralisasi hasil penelitian dengan tikus ke manusia. Sebaliknya, lalat bukanlah spesies baik untuk digunakan untuk menggeneralisasi hasil untuk makan manusia 'karena, tidak seperti manusia, perilaku makan yang lalat adalah murni refleksif dan tidak belajar (Logue, 1991). Semua ini tidak berarti bahwa penelitian bukan manusia tidak berharga dan tidak berlaku untuk manusia; banyak kemajuan ilmiah utama dalam memahami manusia telah dibuat dari penelitian yang dilakukan dengan nonhumans. Kita harus berhati-hati untuk tidak menganggap, bahwa semua penelitian non-manusia dapat langsung diterapkan untuk manusia.

2.      Generalizing Across Features of a Study
Selain fakta bahwa setiap penelitian dilakukan dengan kelompok individu tertentu individu, hasil penelitian yang memperlihatkan dengan satu set prosedur yang spesifik.

-        Novelty effect
Berpartisipasi dalam studi penelitian adalah sebuah novel, sering menarik atau kecemasan  pengalaman memprovokasi bagi sebagian besar individu dalam situasi novel ini, individu dapat merasakan dan merespon secara berbeda daripada mereka saat normal ini disebut dengan Novelty effect .
 
-        Multiple treatment interference
Ketika individu diuji dalam serangkaian kondisi pengobatan, partisipasi dalam satu kondisi dimana efek yang terasa pada individu mempengaruhi kinerja pengobatan berikutnya dan mempengaruhi prilaku mereka contoh umum adalah kelelahan dan efek praktek, dengan kelelahan, peserta menjadi lelah dalam satu kondisi, yang menyebabkan kinerja mereka memburuk dalam mengikuti pengobatan berikutnya ini dapat dilatih hingga mempunyai pengalaman agar pada saat terjadi lagi tidak terjadi perubahan dalam mengikuti pengobatan berikutnya.

-        Experimenter Characteristics
Seperti yang kita ketahui, setiap studi penelitian dilakukan dengan peserta kelompok tertentu dan satu set dari prosedur tertentu Selain itu, hasil penelitian yang diperlihatkan dengan eksperimen tertentu melakukan studi Pertanyaan tentang validitas eksternal.

3.      Generalizing Across Features of the Measures
Seperti yang kita ketahui, setiap studi penelitian dilakukan dengan peserta kelompok tertentu, satu set dari prosedur tertentu, dan eksperimen tertentu. Selain itu, hasil penelitian yang memperlihatkan dengan serangkaian perubahan bentuk tertentu. Pertanyaan lain validitas eksternal adalah, "sampai sejauh mana hasil penelitian digeneralisasi untuk cara lain untuk mengukur dalam penelitian ini?"
  • Sensitization
proses pengukuran, sering disebut prosedur penilaian, dapat mengubah peserta sehingga mereka bereaksi secara berbeda terhadap pengobatan Fenomena ini disebut Sensitization, atau assessment sensitisasi kepekaan adalah ancaman bagi validitas eksternal karena.. menimbulkan pertanyaan apakah hasil yang diperoleh dalam studi penelitian menggunakan penilaian berbeda dari hasil di dunia nyata, di mana pengobatan yang digunakan tanpa penilaian. misalnya, program harga diri untuk anak-anak sekolah mungkin akan diuji dalam penelitian di mana harga diri yang sebenarnya diukur, tetapi kemudian program ini diterapkan di seluruh distrik sekolah tanpa pengukuran apapun. 
  • Generality across response measures
Banyak variabel dapat didefinisikan dan diukur dengan cara yang berbeda Variabel takut, misalnya, dapat didefinisikan dalam hal langkah-langkah fisiologis (misalnya, denyut jantung), dalam studi penelitian, peneliti biasanya memilih satu definisi dan satu prosedur pengukuran. Dalam hal ini, hasil penelitian mungkin terbatas untuk yang pengukuran tertentu dan mungkin tidak menggeneralisasi ke definisi lain atau tindakan lainnya. Misalnya, sebuah penelitian mungkin menemukan bahwa terapi tertentu efektif dalam mengobati fobia ketika ketakutan didefinisikan dan diukur dengan denyut jantung. Dalam praktek yang sebenarnya, namun, terapi mungkin tidak memiliki efek pada perilaku pasien fobia.
  • Time of measurement
Dalam sebuah penelitian, skor untuk individu diukur pada waktu tertentu setelah atau selama pengobatan Namun, efek yang sebenarnya dari pengobatan dapat mengurangi atau menambah dengan waktu Misalnya, berhenti merokok, program mungkin tampak sangat sukses jika peserta diukur segera setelah program ini, tetapi mungkin memiliki tingkat yang lebih rendah dari sukses jika peserta diukur 6 bulan kemudian. dengan demikian, hasil yang diperoleh dalam studi penelitian di mana respon diukur pada waktu tertentu mungkin berbeda dari hasil yang diperoleh ketika diukur pada waktu yang berbeda.


Threat Internal Validity
      Extraneous Variables
Sebuah studi penelitian yang khas berkonsentrasi pada dua variabel dan upaya untuk menunjukkan hubungan di antara mereka. Misalnya, Hallam, Price, dan Katsarou (2002) melakukan studi penelitian yang menguji efek musik latar belakang (variabel # 1) kinerja tugas (variabel # 2) untuk siswa sekolah dasar. hasil penelitian menunjukkan bahwa musik membuauat rasa menenangkan dan santai, musik menyebabkan kinerja yang lebih baik pada tugas aritmatika bila dibandingkan dengan kondisi tanpa musik.

      Confounding Variables
Kadang-kadang, variabel asing diperbolehkan untuk menyusup ke sebuah studi dengan cara yang dapat mempengaruhi atau mengubah hasil. Ketika ini terjadi, ada risiko bahwa hubungan yang diamati antara dua variabel telah dipalsukan dan diproduksi oleh variabel asing. Misalkan penelitian dimulai dengan sekelompok mahasiswa di sebuah ruangan dengan tenang dan santai, musik latar untuk kondisi pengobatan Kemudian, musik dimatikan untuk menciptakan kondisi pengobatan kedua Dalam setiap kondisi, siswa diberikan masalah aritmatika untuk memecahkan masalah dan kinerja mereka diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kinerja setelah musik dimatikan. Meskipun ada kemungkinan bahwa musik  mempengaruhi kinerja, juga ada kemungkinan bahwa peserta hanya lelah. mereka melakukannya dengan baik pada set masalah pertama (dengan musik) tapi turun pada saat mereka sampai ke set kedua (tanpa musik). dalam skenario ini, penurunan yang diamati dalam kinerja dapat dijelaskan oleh kelelahan.

Threats to Both Internal and External Validity
          Artifacts
Kita menggambarkan sebuah artefak sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi atau mengubah pengukuran. Karena artefak dapat mengancam validitas dan reliabilitas pengukuran, juga dapat mengancam baik validitas internal dan eksternal dari studi penelitian. Eksperimen bias dan peserta reaktivitas dua dari banyak artefak yang potensial.

         Experimenter Bias
terjadi ketika studi dipengaruhi oleh ekspektasi eksperimen atau keyakinan pribadi mengenai hasil penelitian. Eksperimen Bias mengancam validitas eksternal karena hasil yang diperoleh dalam penelitian khusus untuk eksperimen yang memiliki ekspektasi, hasilnya mungkin tidak sama dengan eksperimen yang tidak memiliki bias yang seperti itu.

        Demand Characteristic and Participant Reactivity
Kombinasi dari Demand Characteristic and Participant Reactivity dapat mengubah perilaku normal peserta dan dengan demikian mempengaruhi hasil penelitian. Juga ingat bahwa reaktivitas terjadi ketika peserta memodifikasi perilaku alami mereka dalam menanggapi fakta bahwa mereka berpartisipasi dalam studi penelitian atau pengetahuan bahwa mereka sedang diukur. Beberapa peserta dapat mengambil peran subjek menjadi terlalu kooperatif atau tidak kooperatif, dan beberapa mungkin menjadi defensive.

        Exaggerated Variables
Sebagian besar penelitian melakukan dengan harapan menunjukkan hubungan antara variabel. Untuk mencapai tujuan ini, studi penelitian sering memaksimalkan perbedaan untuk salah satu variabel untuk meningkatkan kemungkinan mengungkapkan hubungan dengan variabel kedua.

        Validity and Individual Research Strategies
Karena strategi penelitian yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda, mereka cenderung memiliki tingkat yang berbeda dari validitas internal dan validitas eksternal. Misalnya, deskriptif, korelasional, dan studi nonexperimental cenderung untuk menguji variabel dalam pengaturan alam, dunia nyata, dan oleh karena itu, cenderung memiliki validitas eksternal yang relatif baik. Di sisi lain, penelitian eksperimental cenderung ketat dikontrol dan dimonitor, dan oleh karena itu, memiliki validitas internal yang tinggi.

Research Strategies
            Strategi penelitian merujuk pada pendekatan umum dan tujuan dari penelitian strategi Penelitian biasanya ditentukan oleh jenis pertanyaan yang Anda rencanakan untuk menanggapi dan jenis jawaban yang diharapkan. Lima penelitian dasar strategi adalah strategi eksperimental, strategi eksperimental kuasi, strategi nonexperimental, strategi korelasional, dan strategi deskriptif.

Research Design
Langkah selanjutnya, desain penelitian, membahas bagaimana menerapkan strategi. Menentukan desain penelitian membutuhkan keputusan tentang tiga aspek dasar dari penelitian yaitu   :

1)      Group versus individual
Akankah studi meneliti sekelompok individu, menghasilkan gambaran menyeluruh untuk seluruh kelompok, atau harus studi fokus pada satu individu? Meskipun studi kelompok cenderung memiliki validitas eksternal yang lebih tinggi (hasil dari kelompok besar dapat lebih dipercaya umum dari hasil dari satu individu), pemeriksaan yang cermat dari satu individu sering dapat memberikan detail yang hilang pada rata-rata sebuah kelompok besar.

2)      Same individual versus different individuals
Beberapa penelitian meneliti perubahan dalam kelompok yang sama dari individu ketika mereka bergerak dari satu pengobatan ke yang berikutnya. Penelitian lain menggunakan kelompok yang berbeda dari individu untuk setiap perlakuan terpisah dan kemudian memeriksa perbedaan antara kelompok. Setiap desain memiliki kelebihan dan kerugian yang harus ditimbang dalam tahap perencanaan.

3)      The number of variables to be included
Studi yang paling sederhana mencakup hubungan antara dua variabel. Namun, beberapa penelitian melibatkan tiga variabel atau lebih. Sebagai contoh, seorang peneliti mungkin tertarik dalam beberapa hubungan, atau studi dapat fokus pada dua variabel tapi bertanya bagaimana hubungan mereka dipengaruhi oleh variabel lain. dengan demikian, salah satu faktor dalam menentukan desain penelitian adalah memutuskan berapa banyak variabel akan diamati, dimanipulasi, atau diatur.

Research Procedures
Tahap berikutnya dalam mengembangkan studi penelitian meliputi pengisian rincian yang tepat menentukan bagaimana penelitian ini dilakukan, tahap rinci akhir ini disebut prosedur penelitian ini meliputi penentuan tepat yaitu dengan :
  • dengan tepat berapa variabel akan dimanipulasi, diatur, dan diukur.
  • dengan tepat berapa banyak orang akan terlibat.
  • dengan tepat berapa peserta individu atau subyek akan dilanjutkan melalui jalannya penelitian.